Minggu, 11 Mei 2014

sinopsis pengaruh pemberian penguatan oleh guru terhadap motivasi belajar siswa



SINOPSIS
PENGARUH PEMBERIAN PENGUATAN OLEH GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS 3 DI MI NURUL HIDAYAH SUNGAI BIDARI DESA TANJUNG DATUK KEC.MANDAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR TEMBILAHAN
 





DISUSUN OLEH :
AMINAH.A
NIMR: 1209.11.06462

DIAJUKAN KEPADA JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT DALAM PENELITIAN SKRIPSI GUNA MEMPEROLEH GELAR STRATA SATU PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
AULIAURRASYIDIN
TEMBILAHAN
2014
PENGARUH PEMBERIAN PENGUATAN OLEH GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS 3 MI NURUL HIDAYAH SUNGAI BIDARI DESA TANJUNG DATUK KECAMATAN MANDAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR TEMBILAHAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh kiat masing-masing guru di kelas. Dalam pandangan psikologi belajar, keberhasilan belajar itu lebih banyak ditentukan oleh tenaga pengajarnya. Hal ini disebabkan tenaga pengajar selain sebagai orang yang berperan sebagai transformasi pengetahuan dan ketrampilan, juga memandu segenap proses pembelajaran. Agar dapat mencapai tujuan dalam pembelajaran, seorang guru harus memiliki kompetensi untuk menunjang pencapaian tujuan tersebut. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah ketrampilan memberi penguatan.[1] Sehingga dapat memotivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Penguatan merupakan cara yang digunakan oleh seorang pengajar/pendidik dalam kegiatan belajar dan merealisasikan pada penguatan dalam belajar.Tentang penguatan ini seorang ahli mengatakan bahwa “Penguatan adalah segala bentuk respon apakah bersifat verbal ataupun non verbal yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap siswa yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima (siswa) atas perbuatannya, sebagai satu tindakan dorongan atau pengoreksi, atau penguatan adalah respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali hati siswa agar mereka gigih giat berpartisipasi dalam interaksi belajar mengajar.[2] Dalam proses belajar mengajar, guru adalah orang yang memberikan pelajaran dan siswa adalah orang yang menerima pelajaran. Dalam penyampaian materi pelajaran, guru seringkali mendapatkan kendala-kendala terutama kendala dari siswa itu sendiri. Kendala-kendala itu merupakan suatu masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan yang harus dihadapi oleh guru dalam proses belajar mengajar itu disebabkan antara masing-masing siswa memiliki perbedaan-perbedaan yang disebabkan oleh aspek intelektual, psikologis dan biologis yang menyebabkan tingkah laku yang bervariasi antara yang satu dengan yang lainnya.[3]
 Sedangkan Davies mengatakan bahwa “Kondisi seperti ini juga banyak menimbulkan persoalan dalam penggunaan penguatan, baik itu penguatan verbal maupun non verbal.[4] Guru harus pandai-pandai menerapkan kompetensi ini agar dapat memotivasi siswa dan tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai. Siswa selalu membutuhkan suatu kepastian dari kegiatan yang dilakukan, apakah benar dan salah. Dengan demikian siswa akan selalu memiliki pengetahuan tentang hasil (knowledge of result), yang sekaligus merupakan penguat (reinforce) bagi dirinya sendiri. Seorang siswa akan belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera diberikan penguatan (reinforcement).
Dalam suatu pembelajaran, siswa yang memiliki perbuatan baik, seperti tingkah laku maupun prestasi, harus diberikan penghargaan atau pujian. Diharapkan dengan penghargaan atau pujian itu siswa akan termotivasi berusaha berbuat yang lebih baik lagi. Misalnya guru tersenyum atau mengucapkan kata “bagus” kepada siswa yang berpakaian rapi, siswa yang dapat menyelesaikan pekerjaan rumah dengan baik dan benar. Siswa akan merasa puas dengan hasil yang telah dicapai bahkan akan berusaha berbuat yang lebih baik lagi. Dalam kegiatan belajar mengajar, pemberian penguatan sangat penting dalam meningkatkan keefektifan kegiatan pembelajaran. Pemberian respon positif guru kepada siswa yang berperilaku memuaskan membuat siswa senang karena merasa mempunyai kemampuan lebih dibandingkan dengan siswa-siswa yang lain. Mengingat betapa pentingnya pemberian penguatan dalam proses belajar mengajar, sebaiknya para guru khususnya guru bahasa inggris melatih diri secara teratur dan terarah dalam penggunaan keterampilan penguatan sehingga dapat diterapkan dalam pengajaran.
Dari hasil observasi awal menunjukkan bahwa pemberian penguatan memang perlu diberikan oleh guru dalam proses belajar mengajar, terutama kepada siswa yang bertingkah laku kurang baik dan kurang berprestasi dengan memberikan dorongan dan nasehat agar siswa tersebut dapat merubah tingkah lakunya dan dapat berbuat lebih baik lagi. Sebaliknya, yang memiliki kelebihan dibandingkan siswa yang lain juga perlu diberikan penguatan agar perilakunya berulang kembali bahkan bila perlu dapat meningkat. Tetapi, diakui memang bahwa pemberian penguatan, dengan kalimat dan kata-kata lebih sering digunakan dibandingkan dengan melakukan sentuhan. Walaupun demikian, siswa tetap merasa diperhatikan dan termotivasi.
Termotivasinya siswa dalam belajar akan memudahkan seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Berhasilnya proses belajar mengajar akan menunjang keberhasilan pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Dari permasalahan tersebut di atas maka penulis tertarik dan berminat untuk menjadikan sebuah penelitian skripsi dengan judul :” PENGARUH PEMBERIAN PENGUATAN OLEH GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS 3 MI NURUL HIDAYAH SUNGAI BIDARI DESA TANJUNG DATUK KECAMATAN MANDAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR TEMBILAHAN
B.    RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: apakah ada pengaruh pemberian penguatan oleh guru terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa inggris kelas 3 mi nurul hidayah sungai bidari desa tanjung datuk kecamatan mandah kabupaten indragiri hilir tembilahan ?
C.    TUJUAN PENELITIAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN
Berdasrkan permasalahan diatas maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui sejauh mana pemberian penguatan oleh guru kepada siswanya
2. Untuk mengetahui seberapa besar motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika
3. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh  pemberian penguatan oleh guru bahasa inggris terhadap motivasi belajar siswa
Sedangkan manfaat dari penelitian ini diharapkan:
1. Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan khasanah pengetahuan baru
2. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan sebagai bahan tambahan bagi guru agar lebih dapat memberikan yang terbaik bagi siswa agar dapat memotivasi siswa dalam belajar
3. Penelitian ini sebagai bagian dari usaha untuk memperkaya ilmu pengetahuan di sekolah tinggi auliaurrasyidin umumnya
D. Teknik Analisa Data
Data yang sudah penulis dapat kumpulkan dan dikualifikasikan kedalam bentuk angka-angka sehingga data tersebut bersifat kuantitatif, untuk selanjutnya dianalisis dan diinterprestasikan secara deskriftif untuk mengukur besaran pengaruh  pemberian penguatan oleh guru terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa inggris kelas 3 mi nurul hidyah bidari desa tanjung datuk kecamatan mandah kabupaten indragiri hilir tembilahan menggunakan teknik penganalisisan data dengan menggunakan rumus yaitu Regresi Linier.[5]
 
 
 
 
 




DAFTAR PUSTAKA
Djamarah. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (jakarta: PT. Rineka Cipta. 2000).
E. Mulyasa. Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2005)
Davis, Ivor K. Pengelolaan Pengajaran. (Jakarta: Rajawali Pers. 1987)
Herwati, dkk, Statistika Pendidikan, (Tembilahan : STAI Auliaurrasyidin, 2008)




[1] Djamarah. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (jakarta: PT. Rineka Cipta. 2000).hlm 99
[2] E. Mulyasa. Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2005) hlm 78
[3] Djamarah. Ibid. Hlm 1
[4] Davis, Ivor K. Pengelolaan Pengajaran. (Jakarta: Rajawali Pers. 1987)hlm.32

[5] Herwati, dkk, Statistika Pendidikan, (Tembilahan : STAI Auliaurrasyidin, 2008), hlm.276


TUGAS mandiri
 AGROBISNIS BUDIDAYA PERTANIAN BUAH NAGA

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
KEWIRAUSAHAAN

Disusun oleh :
NAMA     : AMINAH
NIRM       : 1209.11.06462
PRODI     : PGMI/A
SEMESTER : VI ( ENAM)
DOSEN PENGAMPU : SOFYAN SULIMAN,S.E,MM.

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
AULIAURRASYIDIN TEMBILAHAN
T A. 2014 /2015



BAB I

PENDAHULUAN
                                                        
A.    Latar Belakang        
Indonesia Merupakan negara agraris yang kaya akan berbagai macam hasil produk pertanian dan berlimpah ruah. Peluang usaha agribisnis yang menguntungkan di indonesia banyak sekali macamnya. Banyak sekali pegusaha agribisnis yang telah sukses baik di sektor pertanian maupun sektor peternakan.
 Buah naga (Dragon Fruit) mungkin masih terdengar awam di telinga masyarakat, karena pada tahun 2001 buah ini hanya ada di Israel, Australia, Thailand dan Vietnam, tetapi pada tahun 2003-2005 sudah mulai merambah pasaran Indonesia dan pada saat ini sudah banyak buah naga yang dikembangkan di berbagai kota di Indonesia bahkan banyak buah naga import yang banyak didatangkan dari Australia dan china,walaupun demikian bukan berarti peluang agribisnis buah naga kalah dengan buah naga import,faktor yang dapat mengalahkan pasaran buah naga import adalah kualitas dengan kata lain buah naga indonesia dikelola dengan baik dan didukung tanahyang subur bukan tidak mungkin buah naga indonesia menjadi buah naga dengan kualitas nomor 1.
   Pada awalnya tanaman ini sebagai tanaman hias, karena bentuk batangnya segitiga, berduri pendek, bunganya indah mirip bunga Wijayakusuma, dan  berbentuk corong. Selain itu, tanaman buah naga dijuluki sebagai “night blooming cereus” karena bunganya mulai mekar pada senja hari dan mekar sempurna pada malam hari.  Sedangkan nama “buah naga” atau “dragon fruit”  diberikan karena warna buahnya merah menyala dan kulitnya menyirip hijau seperti sosok naga.  Pada saat ini tanaman buah naga bukan hanya sekedar tanaman hias saja, tapi sudah dikembangkan dan dibudidayakan di kebun-kebun untuk diproduksi buahnya. 


BAB II
PEMBAHASAN
AGRIBISNIS BUDIDAYA PERTANIAN BUAH NAGA

A.    Budidaya Pertanian Buah Naga
       Buah naga atau dragon fruit memang belum lama dikenal, dibudidayakan, dan diusahakan di Indonesia. Tanaman dengan buahnya berwarna merah dan bersisik hijau ini merupakan pendatang baru bagi dunia pertanian di Indonesia dan merupakan salah satu peluang usaha yang menjanjikan dan pengembangan tanaman buah naga sangat bagus dibudidayakan didaerah tropis seperti di Indonesia.
                  Tanaman kaktus ini berasal dari Negara Mexico, Amerika Tengah, dan Amerika Utara dan saat ini sudah menyebar diseluruh penjuru dunia. Di daerah asalnya buah naga ini dinamai pitahaya atau pitaya roja. Penduduk disana sering memanfaatkan buah ini untuk dihidangkan sebagai buah konsumsi segar dimeja hidangan.
     Tetapi dalam perkembangannya buah naga lebih dikenal sebagai tanaman dari Asia  karena sudah dikembangkan secara besar-besaran di beberapa Negara Asia terutama Negara Vietnam dan Thailand. Pada awalnya tanaman ini ditujukan sebagai tanaman hias, karena bentuk batangnya segitiga dan berduri pendek dan memiliki bunga yang indah mirip dengan bunga Wijayakusuma berbentuk corong dan mulai mekar disenja dan akan mekar sempurna pada malam hari. Karena itulah tanaman ini juga dijuluki night blooming cereus.
Buah naga masuk atau mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 2000, dan bukan dari budidaya sendiri melainkan di impor dari Thailand. Padahal pembudidayaan tanaman ini relatif mudah dan iklim tropis di Indonesia sangat mendukung pengembangannya.
Tanaman ini mulai dikembangkan sekitar tahun 2001, dibeberapa daerah di Jawa Timur di antaranya Mojokerto, Pasuruan, Jember dan sekitarnya. Tetapi sampai saat inipun areal penanaman buah naga masih bisa dibilang sedikit dan hanya ada di daerah tertentu karena memang masih tergolong langka dan belum dikenal masyarakat luas.
Klasifikasi Buah Naga
Divisi   : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Subdivisi         : Agiospermae (berbiji tertutup)
Kelas   : Dicotyledonae (berkeping dua)
Ordo    : Cactales
Famili : Cactaceae
Subfamily        : Hylocereanea
Genus : Hylocereus
Species            : - Hylocereus undatus (daging putih)
         - Hylocereus polyrhizus ( daging merah)
         - Hylocereus costaricensis (daging merah super)
         - Selenicereus megalanthus (kulit kuning, tanpa sisik).





                       Buah naga termasuk kelompok tanaman kaktus atau family Cactaceae dan subfamily Hylocereanea. Termasuk genus Hylocereus yang terdiri dari dari beberapa species, dan diantaranya adalah buah naga yang biasa dibudidayakan dan bernilai komersial.
                     Pasar lokal saat ini dibanjiri produk ekspor. Berdasarkan catatan dari eksportir buah di Indonesia, buah naga ini masuk ke tanah air mencapai antara 200 - 400 ton/tahun asal Thailand dan Vietnam.  Untuk pengembangan agribisnis buah naga ini sangat sesuai dengan iklim dan keadaan tekstur tanah di Indonesia.
         Komoditas ini mempunyai prospek yang cerah untuk peluang ekspor dan pasarnya masih terbuka lebar dan memiliki potensi yang sangat baik dikembangkan di Indonesia. Buah naga sangat cocok ditanam di daerah sejuk, beberapa kota penghasil buah naga kebanyakan dari jawa timur, diantaranya Malang, Mojokerto dan Jember dan didistribusikan ke kota-kota besar seperti Yogyakarta, Jakarta dan kota lain diluar pulau Jawa.
         Indonesia yang beriklim tropis dengan suhu rata-rata pada kisaran 25° - 30° Celcius sangat cocok sekali bagi perkembangbiakan budidaya buah naga. Apalagi dengan curah hujan yang tidak terlalu tinggi dapat membuat tanaman ini tumbuh dengan baik, karena curah hujan yang terlalu tinggi biasanya akan membuat bunga buah naga tidak tumbuh atau bahkan membusuk.
B.     Kegunaan buah naga
                   Saat ini buah naga telah dikenal ke seluruh dunia karena kandungan buah naga yang sangat baik bagi kesehatan. Buah naga memiliki kadar anti-oksidan yang tinggi sehingga mampu untuk menangkal radikal bebas. Buah naga memiliki rasa sedikit manis, tetapi buah ini memiliki kandungan Vitamin C yang sangat tinggi. Sehingga mampu meningkatkan daya tahan serta kekebalan tubuh dari serangan penyakit. Selai vitamin C, buah naga ternyta juga memiliki kandungan Vitamin B1 dan Vitamin B2 yang mampu meningkatkan metabolism serta nafsu makan. Buah naga juga mengandung berbagai mineral penting seperti potasium, serat, protein, ferum, sodium dan kalsium yang dibutuhkan oleh tubuh.
             Berbagai hasil penelitian ilmiah menunjukkan buah naga berfaedah bagi kesehatan. Marhazlina M, peneliti Department of Nutrition and Dietetics Faculty of Medicine and Health Sciences Universiti Putra Malaysia, meneliti pengaruh mengkonsumsi buah naga terhadap kadar gula darah dan kolesterol pada pasien diabetes mellitus tipe 2 yang tidak tergantung insulin. Uji dilakukan terhadap 28 pasien berusia 40-55 tahun.
Hasil penelitian menunjukkan kadar kolesterol high density lipoprotein (HDL)-kolesterol pasien meningkat 14,1% setelah 4 minggu perlakuan. Sedangkan kadar gula darah pasien menurun 19,94%, kolesterol low density lipoprotein (LDL)-kolesterol buruk-5,94%, dan trigliserida 23,52%. Kesimpulannya, buah naga berdaging merah berpotensi membantu menurunkan kadar gula darah dan mencegah risiko penyakit jantung pada pasien diabetes.
Dengan kandunganya yang begitu luar biasa, buah naga tentu saja memiliki manfaat yang sangat banyak bagi tubuh manusia. Menurut penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan yang kompeten dibidangnya, buah naga memiliki khasiat untuk menangkal radikal bebas karena mengandung zat anti-oksidan. Selain itu buah naga juga mampu menurunkan kolesterol dan meningkatkan metabolisme karena mengandung vitamin B1 dan vitamin B2. Buah naga juga berfungsi untuk menetralkan racun, menangkal kanker serta mengikat logam berat yang berbahaya bagi tubuh kita. Selain itu buah naga juga mampu memperkuat tulang serta gigi karena mengandung kalsium dan fosfor.
C.   Pengelolaan buah naga




1. Persyaratan Tumbuh Tanam
  Ditanam di dataran rendah, pada ketinggian 20 – 500 m diatas permukaan iaut Kondisi tanah yang gembur, porous, banyak mengandung bahan organik clan banyak mengandung unsur hara, pH tanah 5 – 7. Air cukup tersedia, karena tanaman ini peka terhadap kekeringan dan akan membusuk bila kelebihan air Membutuhkan penyinaran cahaya matahari penuh, untuk mempercepat proses pembungaan.
       2. Persiapan Lahan
           Persiapkan tiang penopang untuk tegakan tanaman, karena tanaman ini tidak    mempunyai batang primer yang kokoh. Dapat menggunakan tiang dari kayu atau beton dengan ukuran 10 cm x 10 cm dengan tinggi 2 meter, yang ditancapikan ke tanah sedalam 50 cm. Ujung bagian atas dari tiang penyangga diberi besi yang berbentulk lingkaran untulk penopang dari cabang tanaman. Sebulan sebeium tanam, terlebi dahulu dibuatkan Wbang tanan dengan ukuran 40 x 40 x 40 cm dengan jarak tanam 2 m x 2,5 m, sehingga dalam 1 hektar terdapat sekitar 2000 lubang tanam penyangga. Setiap tiang/pohon penyangga itu dibuat 3 – 4 Lubang tanarn dengan jarak sekitar 30 cm dari tian penyangga.
Lubang tanam tersebut kemudian diberi pupuk kandang yang masak sebanyak 5 – 10 kg dicampur dengan tanah.
3. Persiapan bibit dan penanaman
Buah naga dapat diperbanyak dengan cara : Stek dan Biji Umumnya ditanam dengan stek dibutuhkan bahan batang tanaman dengan panjang 25 – 30 cm yang ditanam dalam polybag dengan media tanam berupa campuran tanah, pasir clan pupuk kandang  dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Setelah bibit berumur 3 bulan bibit siap dipindah/ditanam di lahan.
4. Pemeliharaan
ü  Pengairan
Pada tahap awal perturnbuhan pengairan dilakukan 1 – 2 hari sekali. pemberian air berlebihan akan menyebabkan terjadinya pembusukan
ü  Pemupukan
Pernupukan tanaman diberikan pupuk kandang, dengan interval pemberian 3 bulan sekali, sebanyak   5 – 10 Kg. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Sementara belum ditemukan adanya serangan hama clan penyakit yang potensial. Pembersilhan lahan atau pengendalian gulma dilakukan agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman
ü  Pemangkasan
Batang utama ( primer ) dipangkas, setelah tinggi mencapai tiang penyangga    ( sekitar 2 m ), clan ditumbuhkan 2 cabang sekunder, kemudian dari masing-masing cabang sekunder dipangkas lagi clan ditumbuhkan 2cabang tersier yang berfungsi sebagai cabang produksi.
5. Panen

  Setelah tanaman umur 1,5 – 2 tahun, mulai berbunga dan berbuah. Pemanenan pada tanaman buah naga dilakukan pada buah yang memiliki ciri – ciri warna kulit merah mengkilap, jumbai / sisik berubah warna dari hijau menjadi kernerahan. Pemanenan dilakulkan dengan menggunakan gunting, buah dapat dipanen saat buah mencapai umur 50 hari terhitung sejak bunga mekar.
Dalam 2 tahun pertama. setiap tiang penyangga mampu menghasilkan buah 8 s / d 10 buah naga dengan bobot sekitar antara 400 – 650 gram. Musim panen terbesar buah naga terjadi pada bulan September hingga Maret. Umur produktif tanaman buah naga ini berkisar antara 15 – 20 tahun
D.Pemasaran
Pemasaran merupakan kegiatan yang penting dalam siklus produksi. Dalam setiap pemasaran tidak lepas dari saluran maupun lembaga pemasaran karena keduanya saling berkaitan satu sama lain. Dengan adanya saluran dan lembaga pemasaran maka produksi buah naga yang dihasilkan dapat didistribusikan kepada para konsumen. Melalui lembaga pemasaran produsen dapat menjual buah naga merah dan konsumen akan dapat memenuhi kebutuhan akan buah.
            pemasaran memiliki tujuan yaitu :
1.        Konsumen potensial mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan dan perusahaan dapat menyediakan semua permintaan mereka atas produk yang dihasilkan.
2.        Perusahaan dapat menjelaskan secara detail semua kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliputi berbagai kegiatan, mulai dari penjelasan mengenai produk, desain produk, promosi produk, pengiklanan produk, komunikasi kepada konsumen, sampai pengiriman produk agar sampai ke tangan konsumen secara cepat.
3.        Mengenal dan memahami konsumen sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya.
           Pada umumnya kegiatan pemasaran berkaitan dengan koordinasi beberapa kegiatan bisnis. Strategi pemasaran ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1.        Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat
2.       Faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan  sosial/budaya.
       Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemasaran : Dari sudut pandang    penjual :
1.        Tempat yang strategis (place),
2.        Produk yang bermutu (product),
3.        Harga yang kompetitif (price), dan
4.        Promosi yang gencar (promotion).
       Dari sudut pandang konsumen :
1.        Kebutuhan dan keinginan konsumen (customer needs and wants),
2.        Biaya konsumen (cost to the customer),
3.        Kenyamanan (convenience), dan
4.        Komunikasi (comunication).
Pemasaran yang berkesinambungan harus adanya koordinasi yang baik dengan berbagai departemen (tidak hanya di bagian pemasaran saja), sehingga dapat menciptakan sinergi di dalam upaya melakukan kegiatan pemasaran.
            Contoh analisis keuntungan dalam agribisnis budidaya buah naga :
Berikut ini analisis usaha budidaya buah naga pada lahan 1 hektare berisi 1600 tiang dan 4 tanaman pertiang ( 6400 tanaman ). Analisis usaha ini menganut asas maksimal dalam pembiayaan dan minimal untuk pendapatan.
Pengeluaran
a. Biaya Investasi
- Sewa lahan 1 hektare selama 5 tahun : 5 x Rp. 3.000.000,00 = Rp.15.000.000,00
- Pembuatan tiang beton penyangga : 1600 x Rp. 15.000,00 = Rp.24.000.000,00
- Mulsa penutup permukaan tanah : 4 x Rp. 300.000,00 =Rp.1.200.000,00
- Pompa air dan instalasi mikro irigasi : 1 x Rp. 5.000.000,00 =Rp.5.000.000,00
Total investasi = Rp. 45.200.000,00
b. Biaya Operasional
- Pembelian bibit buah naga daging merah : 6400 x Rp. 10.000.00 =
Rp.64.000.000,00
- Tenaga kerja 4 orang @ Rp. 300.000,00 : 4 x 24 x Rp. 300.000 =
Rp.28.000.000,00
- Pupuk organik 64.000 kg @ Rp. 150,00 : 64.000 x Rp. 150,00 =
Rp.9.600.000,00
- Dolomite 32.000 kg @ Rp. 100,00 : 32.000 x Rp. 100,00 =Rp.3.200.000,00
- Sarana produksi, dll : Rp. 5.000.000,00
Total biaya operasional : Rp.109.800.000,00
Total biaya yang harus dikeluarkan : Rp.155.000.000,00
Pemasukan
a. Hasil Panen tahun ke 1 :
5 x 6400 x 0,4 kg x Rp.20.000,00 = Rp. 256.000.000,00
b. Hasil Panen tahun ke 2 :
10 x 6400 x 0,5 kg x Rp.20.000,00 = Rp.640.000.000,00
Total Pemasukan = Rp.896.000.000,00         
laba sebelum pajak
Laba sebelum pajak adalah seluruh biaya pengeluaran dikurangi dengan total          pemasukan:
Rp. 896.000.000,00 – Rp. 155.000.000,00 = Rp. 741.000.000,00
Kelayakan Usaha
1. Break Event Point ( BEP )
a. BEP untuk volume produksi :
Rp.155.000.000,00 : Rp. 20.000,00/ kg = 7.750 kg( Titik balik modal tercapai jika produksi buah naga merah daging merah mencapai 7.750 kg)

b. BEP untuk harga produksi :
Rp.155.000.000,00 : 44.800 kg = Rp. 3.550,00/ kg(Titik balik modal tercapai jika harga jual buah naga merah daging merah adalah Rp.3.550,00/ kg )
2. B/C Ratio (Perbandingan antara penerimaan dan biaya)
B/C = Rp. 741.000.000,00 : Rp. 155.000.000,00 = 4.78 (Artinya, setiap penambahan biaya sebesar Rp. 1,00 memperoleh penerimaan Rp.4,78 )
Keterangan :                                      
1. Bibit yang dipakai adalah dari jenis naga merah daging merah ( Hylocereus costaricensis ) yang bisa berbuah pada umur 8 bulan sejak penanamannya.
2. Bibit dalam keadaan sudah berakar sehingga langsung bisa tumbuh.
3. Pada panen tahun pertama diasumsikan jumlah buah hanya 5 biji per tanaman dengan berat hanya 400 gram/ buah, sehingga hasil panennya : 5 x 6400 x 0,4 kg = 12.800 kg.
4. Panen tahun ke 2, diasumsikan dalam satu pohon menghasilkan 10 buah dengan berat 500 gram, sehingga hasil panennya mencapai : 10 x 6.400 x 0,5 kg = 32.000 kg
5. Harga jual buah naga merah daging merah lebih tinggi daripada daging putih : Rp. 25.000/ kg.
6. Umur tanaman bisa mencapai 20 tahun. Perhitungan ini hanya pada tahun  pertama dan kedua.
7. Tiang beton yang dipakai berpenampang segi tiga sehingga biayanya lebih murah dan jika ingin lebih menekan biaya investasi bisa menggunakan tiang dari tanaman lain (hidup) yang berbatang kayu lurus.
8. Satu hektare berisi 1600 tiang dengan jarak antara tiang 2.50 m, tiap tiang berisi 4 tanaman sehingga satu hektare bisa terisi 6.400 tanaman buah naga





BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Bahwa dalam melakukan usaha dituntut untuk serius dan Fokus,kita tidak bisa dalam memulai bisnis itu secara setengah tengah,dan dikerjakan sambil lalu meskipun usaha tersebut berupa usaha sampingan. Kegagalan berusaha sebenarnya bukan disebabkan oleh orang lain namun berasal dari diri kita sendiri,dengan demikian ketekunan dalam menjalankannya adalah suatu keharusan. Perhitungan perhitungan yang matang selayaknya dilakukan di awal awal memulai usaha karena sekali kita salah dalam perhitungan diawal maka yang terjadi adalah efek Berantai dimana kita akan terus menerus mengalami kesalahan,sementara modal lama kelamaam tersedot habis.
Sudah sewajarnya apabila kita ingin memulai usaha belajar kepada mereka yang lebih sukses agar kita dapat memilah mana yang pas dan mana yang kurang Dengan demikian kita akan terhindar dari resiko yang lebih besar.
B.     Saran
Semoga dengan adanya penulisan makalah kewirausahaan ini bermamfaat bagi kita semua dan tentunya dalam pembutan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan saya mhon sarannya demi perbaikan makalah selanjutnya.